Foto suasana
beritaokuterkini.com – ketua TP PKK Kabupaten OKU Hj Zwestie Karenia Teddy berkunjung ke Desa Belatung untuk melihat secara langsung pengrajin penenun kain songket.
Selain Ketua TP PKK OKU Hadir juga kepala DPPKB OKU H Absan, Camat Lubuk Batang Emharis Surya putra, ketua TP PKK Kecamatan Lubuk Batang Herliza Am Keb, serta kades Belatung Plando SIP Hj Zwestie menyambangi para pengrajin tenun di desa itu, Selasa (8/8/2023).
Dikatakan Hj Zwestie, dirinya sangat senang dan sangat mengapresiasi pemerintah Desa Belatung yang telah membina kelompok penenun kain songket di desanya. Menurutnya, saat ini sudah sangat jarang orang mau melakukan kegiatan menenun seperti yang dilakukan kelompok tenun Desa Belatung.
“Ini agak surprise ya, sudah lama saya mencari dimana desa yang masih ada tempat menenun kain songket, ternyata ada di desa belatung. Hasil tenunan nya pun sangat halus dan tidak kalah dengan hasil para penenun yang sudah profesional,” Ucap Zwestie.
Agar kelompok penenun Desa Belatung bisa terus eksis dalam memproduksi kain tenun khas OKU, Zwestie berjanji akan membina kelompok tenun Desa Belatung serta akan membantu memasarkan kain hasil tenunan hingga ke tingkat Nasional.
“Nanti kelompok ini akan kita bina di bawah naungan Dekranasda OKU dan nanti hasil tenun nya akan kita bawa ke hasilnya ke acara kriya Nusa yang ada di jakarta. Kita juga akan dorong kepada BUMD untuk membantu kelompok ini melalui SCR nya,” jelasnya.
Sementara itu, ketua kelompok tenun desa belatung Yati mengaku kelompok yang ia bina sesaat ini sudah berjumlah 10 orang. Untuk satu kain tenun, bisa di selesaikan dalam waktu 14 hari oleh 1 orang penenun.
“Dan hasilnya hanya kita pasarkan di wilayah lokal dan ke propinsi Sumsel saja, atau hanya produksi jika ada pesanan tertentu saja. Inilah yang menjadi kendala kita, kita bermasalah di pemasaran,” ungkapnya Yati.
Sementara, kades Belatung Palndo SIP menjelaskan, terbentuk nya kelompok tenun desa belatung sebenarnya sudah sejak 5 tahun lalu. Berawal dari keinginan masyarakat desanya yang menginginkan memproduksi kain tenun. Akhirnya dirinya setuju dan mendatangkan pelatih dari daerah Kabupaten OKI.
“Awalnya kita support menggunakan dana desa untuk membeli alat dan bahan tenun lainnya. Serta untuk membayar jasa pelatih. Namun saat ini sudah bisa memenuhi kebutuhan produksi dari hasil penjualan. Namun belum bisa berkembang karena pemasaran nya hanya mengandalkan pesanan saja,”pungkasnya.