Foto : Suasana kegiatan
beritaokuterkini.com – Memasuki musim kemarau yang panjang, Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) bersama instansi terkait seperti Polri, TNI, Pemerintahan Desa, dan perusahaan BUMD serta swasta, intensif melakukan langkah antisipasi terhadap kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
Sejak tanggal 17 Juli hingga akhir November 2024 mendatang, Pemerintah OKU telah menyiapkan posko dan tim siaga Karhutla di setiap desa yang tersebar di wilayah kabupaten ini. Langkah ini dilakukan untuk meminimalisir risiko terjadinya kebakaran hutan yang dapat berdampak buruk terhadap lingkungan, kesehatan, transportasi, dan perekonomian lokal.
Menurut Kapolsek Semidang Aji Ipda Hartomi melalui Bhabinkamtibmas Polsek Semidang Aji Aipda Hadi Suhendra bersama Babinsa Serka Anda Hermanto, tiga pilar keamanan yakni TNI, Polri, dan pemerintahan desa telah aktif memberikan imbauan kepada warga dan perusahaan perkebunan untuk menghentikan praktik membuka lahan dengan membakar. “Tindakan ini penting karena selain dapat merusak lingkungan, juga dapat berdampak hukum sesuai UU RI Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, dengan ancaman pidana hingga 15 tahun penjara dan denda maksimal Rp 5 miliar,” ungkapnya.
Sementara itu, sebagai langkah antisipasi tambahan, Pemerintah OKU telah menyiagakan satu unit armada damkar yang siaga di Kantor Kecamatan Semidang Aji. Perusahaan perkebunan yang beroperasi di daerah ini juga diminta untuk menyiapkan alat pemadam kebakaran dan embung sebagai sarana penampungan air dalam upaya memadamkan api secepat mungkin.
Sekretaris Desa Keban Agung, Okta Ferianda, menyatakan bahwa setiap desa di OKU telah memasang posko Karhutla dan spanduk imbauan agar tidak membuka lahan dengan cara membakar. “Kami telah bekerja sama dengan Babinsa dan Bhabinkamtibmas untuk memastikan pesan ini tersampaikan dengan jelas kepada seluruh warga. Semoga musim kemarau ini berjalan lancar tanpa insiden kebakaran hutan,” harapnya.
Dengan langkah-langkah preventif yang telah diimplementasikan, Pemerintah OKU berharap dapat mengurangi risiko Karhutla dan menjaga keamanan serta kelestarian lingkungan selama musim kemarau yang berkepanjangan ini. (HRS)