Foto Rambu Lalulintas yang di coret coret
beritaokuterkini.com – Rambu Lalulintas yang berada dikawasan Gedung SKB Baturaja menjadi sasaran empuk tangan jahil yang diduga dilakukan oknum pelajar untuk aksi vandalisme mencoret coret fasilitas Umum.
Diketahui rambu yang berfungsi sebagai petunjuk lalulintas ini malah dirusak dengan coretan tak jelas seperti berikut ini “Arnold yc.nti/Spenda 7.2 17-3-2023. BERIC GTG Spensa 17-3-2023”.
Sat Lantas Polres Ogan Komering Ulu (OKU) menyesalkan aksi tersebut dan memposting di IG @satlantas.polresoku. “SPENDA & SPENSA itu singkatan nama salah satu SMP Negeri di OKU Bukan Yaa?. Kalau tidak sanggup menyediakan minimal merawat sudah cukup, tapi ini rambu-rambu sebagai fasilitas umum dicoret oleh oknum yang tertulis namanya disitu. Yang tau orangnya silahkan DM Admin,” tulis IG Sat Lantas Polres OKU pada senin (3/7/2023).
Postingan ini mendapat perhatian netizen bahkan ada yang membenarkan bahwa Spenda dan Spensa itu merupakan singkatan dari SMP Negeri di OKU.
Kasat lantas Polres OKU AKP Dwi Karti Astuti di konfirmasi wartawan melalui pesan whats App nya membenarkan adanya oknum tangan jahil yang mencoret-coret rambu lalulintas di samping gedung SKB. Coretan itu lanjutnya sudah di bersihkan oleh sat lantas polres OKU. “Demi kemanan karena rambu ini digunakan pengendara sebagai tanda petunjuk jalan, sudah kita bersihkan,” kata Kasat Lantas.
Pada kesempatan itu Kasat lantas mengajak seluruh masyarakat bumi sebimbing sekundang untuk bersama menjaga dan merawat fasilitas umum. “Mari sama-sama kita jaga fasilitas umum,” ajaknya.
Sementara itu Kabid Pembinaan SMP Dinas Pendidikan OKU M Darojatun sangat menyayangkan aksi vandalisme yang mencoret-coret Rambu lalulintas jika hal tersebut benar dilakukan oknum pelajar SMP.
Ditegaskan pria yang akrab di sapa Ajat ini
Ini hal itu tidak boleh dilakukan dan merupakan kesalahan besar. Para remaja ini telah
salah langkah dalam menemukan dirinya.
Aksi vandalisme merupakan salah satu tindak kriminalitas yang harus dihindari oleh kalangan remaja apa lagi anak tingkat SMP.
“Sekolah tidak pernah mengajarkan hal seperti ini baik untuk menunjukkan kreativitas atau kreasi yang kearah negatif bagi pelajar untuk menunjukkan eksistensi anak-anak tersebut.
Kalau benar hal ini dilakukan anak tingkat smp kami akan melakukan pembinaan bersama guru yang ada disekolah agar tidak terjadi lagi,” tegasnya. (Red)